Deskripsi
Cinta
Kau adalah pejuang paling gagah yang tercatat dalam ingatanku yang menjingga.
Di malam yang mengeras dan kabut menjelma tembok,
Kau bawa aku menerabas rimba dengan setangkai bunga ara yang terselip di katub jantung.
Kita tak peduli ayah dan ibu yang membawa emas dan kebun bawang sebagai mahar paling sempurna untuk kehidupan paling damai di mata mereka.
Kau menyanggahnya dengan keberanian,
Bukan kata-kata yang kaucuri dari langit yang melafal sajak paling buruk untuk mereka yang patah hati.
Kita pun bersicinta atas nama takdir yang harus ditakik sendiri di pohon ‘lauhul mahfuz’
Sebagaimana aku, kau memberiku jiwa lebih dari yang aku perlu,
Kemudian kita lari menuju matahari yang kita cipta di lengkung hati.
Kita diam dalam kehangatan, kita diam dalam keindahan,
kita diam hingga terbakar.
Dan kita terkapar, menggapai-gapai embun yang tak juga luruh di jiwa.
Kita menangis, meminta; embun jatuh dan merinai menjadi hujan.
Menyiram segala yang menghanguskan.
Kemudian Tuhan turun meniupkan gelegar, meloncatkan gumpalan awan.
Kau adalah pejuang paling melankolik yang beruntung kubawa mati, ujarmu dengan wajah yang lebih indah dari warna cerah serumpun bunga ara, diantara air yang menderas luruhkan kita.
Ulasan
Belum ada ulasan.