Deskripsi
Hidup tidak selalu berjalan lurus. Ada kalanya kita harus tersesat terlebih dahulu untuk bisa menemukan jalan pulang. Buku ini lahir dari labirin perasaan yang rumit, dari luka yang tak terlihat, dari bisikan-bisikan sunyi yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah berada di ambang batas antara kewarasan dan kegilaan.
Menjinakkan Gila bukan sepenuhnya kisah nyata. Ini adalah karya fiksi yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Tokohnya mungkin tidak benar-benar ada. Tapi emosi yang mereka bawa, pernah hidup di dalam banyak dari kita. Luka, harapan, dan ketakutan yang tak terucapkan.
Buku ini juga ingin menantang stigma. Gangguan kejiwaan bukan aib. Ia bukan kutukan. Ia adalah kondisi yang bisa dikenali, dipahami, dan ditangani–dengan cinta, dengan dukungan, dan dengan pengobatan yang tepat. Buku ini ingin menjadi pelukan hangat bagi para ibu yang merasa gagal, bagi para perempuan yang merasa rusak, dan bagi manusia-manusia yang tengah mencari keberanian untuk tetap hidup.
Aku menulis ini bukan karena aku ingin dikenang. Tetapi karena aku ingin didengar. Didengar oleh mereka yang diam-diam menangis di kamar mandi. Oleh mereka yang merasa aneh, terhempas, atau tidak cukup kuat. Oleh para ibu yang setiap harinya berjuang antara cinta dan kehilangan kendali.
Kalau kamu sedang membaca ini, mungkin kamu juga sedang berjuang. Mungkin kamu sedang merasa sendiri, lelah, atau bingung harus ke mana. Tidak apa-apa. Kamu tidak harus sempurna hari ini. Cukup bernapas. Cukup bertahan. Percayalah, ada cahaya di ujung sana, meski redup, dan kadang hanya sebesar titik kecil yang berdenyut pelan.
Aku harap buku ini bisa menjadi pelukan hangat untukmu. Bisa menjadi teman saat malam terasa terlalu panjang. Bisa membisikkan satu hal yang sering kita lupakan: kamu tidak rusak. Kamu hanya sedang belajar hidup dengan luka yang tidak semua orang bisa mengerti.
Ulasan
Belum ada ulasan.