Deskripsi
Buku ini lahir dari pergulatan panjang saya dalam membaca ulang pemikiran para filsuf Muslim klasik, terutama Abū Naṣr al-Fārābī, dalam terang realitas kontemporer. Sebagai akademisi dan peneliti yang telah lebih dari satu dekade menekuni filsafat politik Islam, saya meyakini bahwa pemikiran al-Fārābī tidak hanya relevan untuk ruang kelas dan kajian akademik, tetapi juga penting untuk menata ulang arah kehidupan publik kita, baik dalam ranah politik, pendidikan, maupun ruang digital.
Saya mengawali buku ini dengan satu pertanyaan reflektif: Apakah mungkin kita membayangkan kembali negara sebagai wadah pembentukan manusia yang utuh, rasional, etis, dan bahagia? Dari situlah saya menyelami kembali warisan al-Fārābī yang luar biasa dalam karyanya al-Madīnah al-Fāḍilah. Bagi al-Fārābī, politik bukan sekadar kekuasaan, melainkan jalan menuju saʿādah yakni kebahagiaan abadi yang dicapai melalui akal, ilmu, dan kebajikan.
Buku ini tidak dimaksudkan sebagai karya filologis atau ulasan akademik kaku. Ia adalah ikhtiar reflektif dan aplikatif, untuk menerjemahkan kerangka pemikiran al-Fārābī ke dalam tantangan Indonesia hari ini: krisis kepemimpinan moral, politik yang kehilangan arah etik, pendidikan yang tercerabut dari filsafat, serta budaya digital yang nyaris tanpa adab. Dengan meramu pendekatan historis, filosofis, dan kontemporer, saya berusaha menyusun model rekonstruksi negara utama yang membumi di tengah masyarakat kita yang plural dan dinamis.
Ulasan
Belum ada ulasan.