PERAN BUZZER DALAM KONTEKS KOMUNIKASI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN

Buku ini disusun dengan tujuan memberikan wawasan baru dan pemahaman
mendalam bagi para pembaca yang tertarik untuk
mempelajari peran buzzer dalam komunikasi serta advokasi
kebijakan publik. Kami berharap buku ini bisa menjadi
referensi berharga bagi akademisi, praktisi komunikasi, dan
para pembuat kebijakan dalam meng-analisis fenomena
buzzer yang semakin marak di era digital saat ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, buzzer telah menjadi
fenomena yang banyak mendapat perhatian. Di tengah
kemajuan teknologi informasi dan media sosial, buzzer
muncul sebagai aktor yang dapat membentuk opini publik
secara cepat dan luas. Perannya yang sering kali tidak
tampak secara langsung menjadikannya alat strategis dalam
advokasi kebijakan publik dan isu-isu sosial-politik lainnya.
Buzzer sering dimanfaatkan untuk memperkuat atau
melemahkan dukungan terhadap kebijakan tertentu. Dengan
menggunakan narasi yang diatur sedemikian rupa, mereka
mampu menggiring opini publik sesuai dengan kepentingan
pihak yang menggunakan jasa mereka.
Namun, peran buzzer ini juga memunculkan berbagai
pertanyaan etis, khususnya terkait penyebaran informasi
yang kadang bias atau kurang akurat. Ketika informasi yang
disebarkan tidak seimbang atau cenderung memanipulasi
fakta, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif pada
masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk
bersikap kritis dalam menerima informasi dan memahami
bagaimana buzzer beroperasi. Selain itu, pemahaman
mengenai peran, regulasi, dan dampak buzzer dalam
komunikasi publik menjadi krusial, terutama bagi mereka
yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, agar
dapat menavigasi dinamika opini publik dengan lebih bijak.
Buku yang berjudul “Peran Buzzer dalam Konteks
Komunikasi dan Advokasi Kebijakan” ini terdiri dari lima
bagian utama: memahami fenomena buzzer, etika dan
regulasi aktivitas buzzer dalam ruang publik, strategi
komunikasi buzzer terhadap kebijakan publik, buzzer
sebagai alat advokasi kebijakan publik, serta dampak
aktivitas buzzer terhadap persepsi dan pembentukan opini publik.
Harapan kami, buku ini dapat memperkaya wawasan
pembaca serta memberikan kontribusi signifikan terhadap
pengembangan studi komunikasi dan advokasi kebijakan
publik, sekaligus mendorong diskusi lebih lanjut terkait
etika dan regulasi aktivitas buzzer di era digital. Semoga
buku ini bermanfaat bagi semua pembacanya.