Puisi adalah medium yang
membebaskan manusia dari sekat-sekat biasa, membuka cakrawala
batin untuk menyelami makna terdalam kehidupan. Buku kumpulan
puisi Sagu di Pelataran Leluhur ini lahir dari dorongan untuk
menghimpun suara-suara hati, melukis kekayaan emosi, serta
mengabadikan jejak budaya yang mengalir dalam setiap barisnya.
Seperti sagu yang menjadi simbol kehidupan, puisi-puisi dalam buku
ini adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan
masa depan.
Setiap puisi di dalam buku ini adalah serpihan mozaik yang
merefleksikan perjalanan kehidupan, kerinduan akan akar budaya,
dan pergulatan batin manusia. Mengangkat sagu sebagai metafora
sentral, buku ini ingin menghadirkan kehangatan tradisi yang berlapislapis,
menyampaikan rasa syukur terhadap alam yang menjadi ibu,
serta menggambarkan hubungan mendalam antara manusia dengan
tanah leluhur mereka. Dalam keheningan kata, pembaca akan
menemukan harmoni antara keindahan alam dan keabadian nilai-nilai
warisan.
Sagu di Pelataran Leluhur bukan sekadar kumpulan puisi,
melainkan ruang dialog. Setiap bait mencerminkan ragam sudut
pandang, pengalaman, dan ekspresi yang unik, namun semuanya
terikat oleh benang merah budaya Nusantara. Dengan membaca buku
ini, pembaca diajak untuk merenung, bertanya, dan menemukan diri
mereka sendiri dalam lanskap puisi yang kaya dan mendalam.
Harapan kami, Sagu di Pelataran Leluhur dapat menjadi oase
di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, menghadirkan inspirasi,
ketenangan, dan pengingat akan betapa pentingnya menjaga akar
budaya kita. Selamat membaca dan semoga Anda menemukan
keindahan yang tak lekang oleh waktu di setiap lembar buku ini.
Ulasan
Belum ada ulasan.