Jiwa yang tertutup seringkali membawa penyesalan. Sebuah rasa yang menutupi semua keinginan. Menyalahkan diri sendiri seakan mutlak muncul. Menjadi sebuah lorong perdebatan diri. Di tengah langkah kosong yang melelahkan. Koridor takdir menyisakan kesedihan. Menggerogoti perjalanan hati yang kusam. Diri tergulung ke dalam putaran waktu.
Sejumlah cerita sakit. Perih. Begitu melukai. Duka dalam kesendirian. Tidak ada teman untuk berbagi. Semua surat tersusun rapi dan diketik ulang menjadi sebuah rangkaian cerita yang saling melengkapi. Hitam putih jelas tergambar di buku ini.
“Aku merasa mencintaimu, tapi entah mengapa gemuruh ketakutan lebih menguasai jiwaku,” kata lelaki dekil itu di dalam salah satu surat yang tidak pernah terkirim. Akankah semua surat yang tersusun dapat menyampaikan pesannya untuk Surani ? Kumpulan cerita dalam surat-surat ini layak untuk dijadikan sebagai satu referensi penting dalam membuka diri bagi siapa pun yang memiliki jiwa yang tak terbuka, sebelum penyesalan itu terjadi.
Ulasan
Belum ada ulasan.