Deskripsi
Peluang liputan ke wilayah-wilayah dilanda konflik dan pertemuan penting dunia, terbuka luas saat penulis ditempatkan di Biro ANTARA Berlin (1989 – 1998).
Runtuhnya Tembok Berlin akibat perubahan konstelasi dan geopolitik yang begitu cepat di daratan Eropa mendorong Unifikasi Jerman pada 3 Oktober 1990 menandai berakhirnya Perang Dingin antara blok Timur dan blok Barat menyusul ambruknya Uni Soviet menjadi 15 negara merdeka pada akhir 1991.
Satu persatu negara di bawah bendera Federal Yugoslavia juga melepaskan diri dan prosesnya memicu konflik antaretnis, padahal sebelumnya mereka hidup berdampingan, rukun dan harmonis.
Sementara di wilayah Timur Tengah yang penuh gejolak, invasi Irak ke Kuwait pada 17 Januari 1990 memicu Perang Teluk antara pasukan koalisi int’l dipimpin Amerika Serikat vs Irak.
Timur Tengah menjadi kawasan tak pernah sepi konflik sejak Perang Kemerdekaan Israel (1948), Perang Enam Hari (Juni 1967), Perang Yom Kippur antara Israel dan kubu negara-negara Arab (Okt. 1973) dan Perang Teluk antara pasukan koalisi dipimpin AS dan Irak (1990 – 1991) dan 2003.
Di tanduk benua Afrika, Somalia, perebutan kekuasaan antarpanglima suku (1986 – 1991) mendorong intervensi PBB untuk menyelamatkan jutaan warga yang terancam kelaparan dan terjebak konflik.
Perang di Gaza antara Hamas dan Israel sejak 7 Okt. 2023 melibatkan milisi Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, bahkan juga kemungkinan perang terbuka antara Iran dan Israel.
Tumbangnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, Minggu 8 Des. 2024 oleh aliansi perlawanan dimotori lasykar Hayat Tahrir al-Sham (HTS) selain mengakhiri dinasti al-Assad di Suriah sejak 1971, juga diperkirakan bakal mengubah wajah geopolitik Timur Tengah.
Perkembangan terakhir di kawasan itu saat buku ini diterbitkan, asa perdamaian muncul dengan disepakatinya gencatan senjata antara Hamas dan Israel diprakasai AS, Mesir dan Qatar pada 16 Jan. 2025.
Di tanduk benua Afrika, Somalia, perebutan kekuasaan antarpanglima suku (1986 – 1991) mendorong intervensi PBB untuk menyelamatkan jutaan warga yang terancam kelaparan dan terjebak konflik.
Sementara di kawasan Eropa, Perang Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Feb, 2022 menyeret banyak pihak dan terus bereskalasi. Amerika Serikat bersama 31 negara anggota NATO ada di belakang Ukraina, sebaiknya China dan Korea Utara mendukung Rusia.
Penulis selama ditempatkan di Berlin a.l. meliput KTT AS dan Uni Soviet di Moskow, KTT G-7 di Muenchen, KTT G-77 di Kartagena dan Dakkar, Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos, Swiss, Perundingan Arab-Israel di Madrid dan Pertemuan RI – Timor Timur di Burgschlaining, Austria dan Roma.
Setelah menyelesaikan program beasiswa di Institute of International Journalisme (IIJ) Berlin menjelang runtuhnya Tembok Berlin, 3 Nov, 1989 penulis diminta membuka Biro ANTARA untuk peliputan di Eropa Tengah dan Eropa Timur.
“Tidak usah pulang, langsung saja buka kantor di Berlin“ perintah Parni Hadi, Wakil Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA Jakarta saat itu. Penulis bertugas sebagai Kepala Biro Berlin dari 1989 sampai 1998.
Sebelumnya sudah ada kantor ANTARA Hamburg. Biro baru di Berlin dibuka guna mengantisipasi perubahan cepat geopolitik di daratan Eropa, sedangkan Biro Hamburg dipindah ke Den Haag, Belanda.
Runtuhnya Tembok Berlin, icon Perang Dingin Timur – Barat akibat surutnya hegemoni Uni Soviet, saat itu diprediksi bakal memicu perubahan tatanan geopolitik di seluruh daratan Eropa.
Biro Berlin selanjutnya menangani liputan di Eropa Tengah dan Eropa Timur, sementara Biro Den Haag untuk wilayah peliputan Eropa Barat, walau prakteknya tugas peliputan tidak kaku, bisa lintas kawasan.
Selain menyaksikan langsung runtuhnya Tembok Berlin, Perang Teluk, Konflik Bosnia Herzegovina, Serbia vs Kroasia dan Perang Somalia, buku ini juga memuat Konflik Rusia vs Ukraina, konflik Hamas, Hizbullah dan Houthi dan Iran vs Israel bersumber dari berbagai media (kantor berita dan media transnasional, wikipedia, Google, Youtube dan berbagai sumber).
Buku ini memberikan kesaksian betapa drama sehari-hari yang memilukan mudah ditemui dalam tiap langkah si peliput Selamat membaca, semoga buku ini bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca!
Ulasan
Belum ada ulasan.