INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN Video Berbasis AI untuk Media Edukasi Kesehatan
Judul: INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN Video Berbasis AI untuk Media Edukasi Kesehatan
Penulis:
Wieda Widyatry Qarragita, M.Kep.
Hasbi Taobah Ramdani, Ns., M.Pd., M.Kep.
Asep Nidzar Faijurahman, S.KM., M.M.
Arief Gustiar R, S.Pd.I., M.A.
ISBN: 978-634-258-167-4
Cetakan Pertama:
Oktober 2025
Dunia telah memasuki sebuah era paradoks. Di satu sisi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi medis melesat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penyakit-penyakit yang dahulu dianggap fatal kini dapat dikelola, dan pemahaman kita tentang tubuh manusia semakin mendalam.
Edukasi kesehatan, sebagai tulang punggung upaya promotif dan preventif dalam sistem kesehatan publik, berada di persimpangan jalan. Metode-metode konvensional seperti penyuluhan tatap muka, brosur, atau poster, meskipun masih memiliki relevansi, kini menghadapi tantangan fundamental dalam menjangkau dan beresonansi dengan audiens modern yang hidup dalam ekosistem digital yang padat informasi.
Buku ini telah berusaha membekali pembaca untuk menjadi seorang pengrajin yang terampil sekaligus bijaksana. Di Bagian I, kita meletakkan fondasi, memahami “mengapa” di balik ilmu pembelajaran dan “apa” di balik misteri AI. Di Bagian II, kita memasuki lokakarya, mempelajari alur kerja sistematis dari “bagaimana” merancang dan memproduksi video yang efektif. Di Bagian III, kita membawa karya kita ke dunia, menjelajahi “di mana” dan “untuk siapa” inovasi ini dapat memberikan dampak terbesar. Dan akhirnya, di Bagian IV, kita berhenti sejenak untuk merenung, bergulat dengan “bagaimana jika” dari tantangan etis dan menatap “apa selanjutnya” dari visi masa depan.
Ancaman disinformasi itu nyata. Risiko bias itu ada. Tantangan kesenjangan digital itu signifikan. Namun, tantangan-tantangan ini bukanlah alasan untuk mundur dalam ketakutan, melainkan panggilan untuk maju dengan kewaspadaan dan kebijaksanaan. Masa depan komunikasi kesehatan tidak akan ditentukan oleh apakah kita menggunakan AI atau tidak—penggunaannya adalah sebuah keniscayaan. Masa depan akan ditentukan oleh bagaimana kita memilih untuk menggunakannya.
Akankah kita menggunakannya untuk menciptakan konten yang inklusif dan merepresentasikan keragaman bangsa kita? Akankah kita menggunakannya untuk menjembatani hambatan bahasa di komunitas kita yang multikultural, seperti yang dilakukan oleh Puskesmas di Medan dalam studi kasus kita? Akankah kita menggunakannya untuk membebaskan waktu kita dari tugas-tugas repetitif, agar kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendengarkan dan berinteraksi dengan pasien kita secara manusiawi? Pilihan ada di tangan kita.

Ulasan
Belum ada ulasan.